Guru, Ayo Menulis


Hari Sabtu, 23 September 2023 merupakan hari istimewa bagi kami-para guru SMP Al Hikmah Surabaya. Kami mengundang tamu istimewa di bidang literasi bagi pembinaan guru internal. Much. Khoiri, pegiat literasi, editor buku, dan dosen yang baru saja mendapatkan gelar doktor di bidang Bahasa dan Sastra UNESA. Alumnus International Writing Program di University of Iowa (1993) dan Summer Institute in American Studies di Chinese University of Hong Kong (1996) ini membawakan materinya dengan sangat apik. 

Pak Khoiri-begitu kami menyapanya- mengatakan, “Apa yang kita angankan akan lenyap, apa yang kita katakan akan musnah, apa yang kita lakukan akan tak tersisa—kecuali dituliskan. Ia akan abadi dan menyejarah.”  

Itulah pentingnya menulis. Apalagi bagi guru. Guru yang menulis akan mampu menyebarkan ilmunya melintasi ruang dan waktu. Kemampuan menulis adalah episentrum bagi guru. Artinya, tulisan yang dihasilkan- bisa mewujud power point interaktif, rekaman suara, video- bisa disebarkan melalui blog, media online, kanal yutube, dan media sosial lainnya.  Dengan demikian, guru tidak hanya mendidik siswa di ruang kelasnya saja tapi lebih jauh dari itu, bahkan untuk jangkauan peserta didik sekalipun. Bisa jadi tulisan tersebut dinikmati orang tua, guru-guru lain, dan masyarakat secara umum. 

Kemudian, Pak Khoiri mengajarkan bagaimana mendidik diri menulis. Mendidik artinya memberi reward and punishment terhadap diri. Reward jika mampu menepati target. Punishment jika sebaliknya. Disiplin diri ini sangat penting. Dengan mendidik diri menulis, keterampilan menulis akan makin terasah.

Beberapa di antara kita sering beralasan kalau kita tidak berbakat menulis, tidak punya waktu, tidak punya ilmunya, tidak punya ide, dan seabreg alasan lainnya. Menurut Pak Khoiri, sebenarnya hanya satu alasan yang tepat: TIDAK PUNYA NIAT menulis. Seandainya sudah ada niat, insya Allah akan dimudahkan. Maka langkah pertama, bangun niat yang kuat. Eksekusi dengan mulai menulis. Jangan ditunda.  Masalah teknis, ilmu, dan lainnya bisa dipelajari. 

Pertanyaannya, apa yang bisa ditulis guru? Pak Khoiri membaginya menjadi dua poin utama yaitu  karya akademik dan karya kreatif.  Artikel riset, artikel konsep, dan esai akademik adalah contoh karya akademik. Sumber-sumber karya akademik bisa dari buku, jurnal, hasil riset, dan sumber ilmiah lain. Contoh karya kreatif seperti karya sastra, jurnalistik (reportase, travel features), dan esai kreatif. Sumbernya bisa dari diri sendiri, pengalaman, perasaan, minat/profesi, harapan, amatan, membaca, menonton, menyimak lagu/ceramah, dan ide kebetulan.

Sumber-sumber tadi dibutuhkan sebagai prior knowledge bagi seorang penulis. Jika ada trigger atau pemantik maka jadilah inspirasi/ide/gagasan untuk menulis. Making a list dan mind-mapping adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengikat ide untuk menjadi tulisan.

 10 Tips Untuk penulis pemula

Pemateri yang “baru” menghasilkan 74 judul buku ini membagikan kiat menulis bagi pemula.

Pertama, tegaskan niat menjadi penulis. Innamal akmalu bin niat. Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niat. Maka niatkan menulis untuk mencerdaskan bangsa dan beramal jariah. Jangan sampai salah menetapkan niat. Ibarat surat, salah tulis alamat bisa sampai di tempat yang salah.

Kedua, rajinlah membaca. Orang yang rajin membaca bagaikan sedang melihat masa lalu dan masa depan. Hadir di setiap sejarah, dan hadir di setiap imajinasi orang-orang hebat.”

Ketiga, gunakan alat perekam gagasan. Seiring perkembangan dunia IT, semakin banyak alat yang bisa digunakan untuk merekam gagasan. Gawai yang biasa kita pegang salah satunya. 

Keempat, menulis yang paling diketahui. Hal-hal yang kita ketahui tentu akan lebih mudah untuk menuliskannya. Hobi, minat, profesi yang kita tekuni contohnya.

Kelima, menulis dari nol. Penulis pemula bisa bertanya jawab pada diri sendiri. Kemudian mulai merangkainya dalam bentuk tulisan. 

Keenam, Menulis dengan gaya bebas. Free writing ini mengoptimalkan kinerja otak kanan. Otak kanan  menyukai spontanitas, penuh kebebasan,  dan tanpa aturan. Otak kiri menuntut kerja teratur, runut, sistematis dan penuh pertimbangan. 

Ketujuh, menulis pengalaman. Siapa yang tidak punya pengalaman dalam hidup? Pengalaman menikah, punya anak, liburan, kuliah, mengajar, dan sebagainya. Tinggal dituliskan. Semudah itu. 

Kedelapan, menulis perasaan.  Perasaan senang ketika sedang mendapat kebahagiaan, lulus kuliah, mendapat hadiah, mendapat momongan baru adalah beberapa contoh yang bisa diekspresikan dalam bentuk tulisan. Perasaan sedih pun demikian. Writing is healing- menulis itu menyembuhkan. Kasus patah hati, tidak lolos lamaran kerja, kehilangan pasangan, menulis menjadi salah satu terapinya. Intinya, menulis bisa hadir di segala kesempatan. Susah senang. 

Kesembilan, Buat motto dahsyat. Motto ini digunakan untuk menyemangati diri agar terus berada di jalan yang benar- alias tetap menulis- apapun yang terjadi. 

Terakhir, menulis dengan doa. Doa inilah yang akan memayungi kita dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Awali dengan basmallah, akhiri dengan hamdallah. 

Menurut pak Khoiri, segala yang melekat pada diri kita itu terhingga, sedangkan Tuhan tidak terhingga. Jika Anda berdoa selama  bekerja menulis, biarlah segala keterbatasan atau keterhinggaan Anda ditutupi oleh ketakterhinggaan Tuhan. Jika Anda sedikit kelelahan, biarlah Tuhan yang menguatkan fisik Anda, sehingga sebuah naskah bisa tuntas dalam waktu relatif singkat. Terima kasih Pak Khoiri atas ilmunya. Barakallah. 

Untuk menutup tulisan ini, izinkan saya mengajak semua guru mengalokasikan waktu untuk menulis. Cari waktu yang pas untuk menuangkan gagasan, ide, karya nyata. Sejatinya, menulis adalah dakwah. Mari kita berdakwah lewat tulisan. Guru, ayo menulis. 


Sidoarjo, 24 September 2023

Comments

Popular Posts